Mama Lihat Awan Jatuh

- Ulasan Film

Tanah Itu Adalah Mama: Perjuangan Masyarakat Suku Awyu Dalam Mempertahankan Tanah Adat Mereka

Yogyakarta, Sewon Screening 10 – “Mama Lihat Awan Jatuh” adalah film dokumenter pendek yang disutradarai Wulan Andayani Putri, berkisah tentang Mama Laurensia Yame, perempuan suku Awyu yang menyampaikan penolakannya atas masuknya perusahaan Indo Asiana Lestari ke wilayah tanah adat di Kali Wosu, kampung Ampera. Ia tidak setuju jika tanah adat tempat ia tinggal dialihfungsikan menjadi ladang sawit yang dapat merusak sungai. Sembari menyusuri sungai Digul, Mama Laurensia mengatakan bahwasannya tanah itu tidak boleh dijual, dirusak, tanah itu adalah Mama. “Moyang saya itu memang asalnya dari tanah, jadi tidak boleh kami rusak, kalau kami sudah jual tanah berarti kami sudah jual mama, karena asalnya kami dari situ, dari tanah” ujar Mama Laurensia di dalam film. Film ini menyampaikan tentang betapa terikatnya kehidupan masyarakat adat pada alam sebagai sumber kehidupan dan identitas diri mereka.

Di dalam film ini diperlihatkan bagaimana eratnya hubungan masyarakat adat dengan alam tempat mereka tinggal, terlihat anak-anak yang berlarian di tepi sungai Digul, menunjukkan bahwa itu adalah “rumah” mereka. Jika tanah milik mereka dijadikan ladang sawit, lantas kemana mereka akan pergi?. Mama Laurensia berkata kalau perusahaan tidak masuk, berarti kami aman. “Kelapa sawit itu mereka semua gusur dengan alat berat, sampai tidak ada pohon, bersih tidak tersisa, sampai berhektar-hektar jauhnya, kami tidak bisa lihat kiri kanan lihat kedepan tidak ada pohon, yang lihat cuman langit yang jatuh” ujar Mama Laurensia di dalam film. Mama Laurensia juga bercerita tentang pahitnya pengalaman ia bekerja di perusahaan sawit hingga pada akhirnya ia kembali ke sungai untuk mencari penghidupannya.

Film “Mama Lihat Awan Jatuh” berhasil menyampaikan pesan tentang perjuangan masyarakat adat dalam mempertahankan tanah warisan nenek moyang mereka, yang diperkuat dengan narasi yang disampaikan Mama Laurensia. “Mama Lihat Awan Jatuh” mengajak penonton merasakan marah dan sedih atas apa yang sedang dialami masyarakat adat Papua.  Film ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menyentuh hati, mendorong kita untuk merenungkan betapa pentingnya melindungi hutan, tanah adat, dan kehidupan masyarakat adat dari ancaman eksploitasi lingkungan. Menyadarkan kita akan pentingnya untuk peduli terhadap masyarakat adat dan memberi mereka dukungan. 

Hutan adalah identitas mereka, hutan adalah rumah mereka, jangan biarkan tanah adat milik mereka dirampas demi kepentingan segelintir orang. Saksikan “ Mama Lihat Awan Jatuh” di Special Program: Di Mana Tanah Mama? Sewon Screening 10. Mari bersama kita beri dukungan kepada masyarakat suku Awyu dalam mempertahankan tanah ada milik mereka.

(Vitriya Ningrum)

Penulis Vitriya Ningrum

Editor Nurul A’mal Mustaqimah

Penerjemah Zahwa Syachira

Detail Film

Mama Lihat Awan Jatuh

Wulan Andayani Putri | 11 Minutes | 2023 | Bahasa Indonesia

Jadwal Pemutaran

G. Concert Hall, ISI Yogyakarta | 24 SEPTEMBER | 16.20 WIB

Pembaruan Terhubung